tidak kubayangkan bila aku kembali ke kota itu. kota yang kecil namun sangat nyaman bagi banyak orang. oh Tuhan. membayangkannya saja sudah membuat sesak rasaku sampai ke pangkal leher. ya sesakku tidak lagi di dada. tapi sudah sampai ke leher. mungkin sebentar lagi sesak di kepala karena otak sudah tidak dapat lagi memuat huruf atau angka.
tidak kubayangkan memasuki kamar yang dulu pernah menjadi tempat menangis, mengadu, marah, berpelukan, bergenggaman tangan, bertengkar. merasakan senang, sedih, sakit atas ringannya tanganmu yang sangat kuat itu.
tidak kubayangkan melewati jalanan malam kota yang nyaman itu. mengarah ke rumah tempat singgah. mengarah ke gedung megah tempat melepaskan penat. mengarah ke tempat berkumpul berbagi canda dan tawa bersama teman-teman hidup. tidak kubayangkan melewati jalanan itu.
tidak kubayangkan menuju tempat makan yang dulu sering aku datangi bersamamu. tapi esok, aku harus mendatanginya sendiri, tanpa kamu...
tidak kubayangkan aku bisa kuat menghadapi semua itu...
darmawangsa, 18.05.09
No comments:
Post a Comment