Sunday, May 24, 2009

tentang lelaki yang menunggu di depan pintu pagar rumahku

setengah tahun sudah lelaki itu menunggu di depan pintu pagar rumahku.
bukannya aku tidak tahu dia menunggu di situ.
bukannya aku tidak mau membukakan pintu untuknya.
bukan.

aku dilarang membukakan pintu untuknya. walaupun sebenarnya aku ingin.
aku tidak bisa membukakan pintu untuknya. walaupun sebenarnya aku bisa.

semalam akhirnya dia berpamitan. dia memohon diri untuk pergi dari depan pintu pagar rumahku. muncul pertanyaan dalam benakku, mengapa dia harus berpamitan padaku? sedangkan aku selama ini seperti pura-pura tidak tahu akan keberadaannya.

dia sakit jika terus berada di situ, katanya. gersang. dia akan pergi mencari tempat dimana dia bisa menemukan air. untuk menyambung hidupnya.

aku menangis, terus terang saja. aku akan merindukan saat-saat dimana aku memandanginya yang sedang berdiri di depan pintu pagar rumahku, dengan raut wajahnya yang penuh harap, menunggu kubukakan pintu pagar depan rumahku, dari balik tirai jendela kamarku.

dia memang pernah tinggal di dalam rumahku. kini tidak lagi. aku hanya akan terus berdoa untuknya. semoga dia menemukan tempat dimana dia bisa menemukan air untuk hidupnya, dan merasakan tiap tetes yang dia dapatkan. dalam doaku, terselip harapan, semoga dia tidak akan menyia-nyiakan air yang dia dapatkan. tidak, walaupun hanya setetes.


jakarta, 24.05.09





1 comment:

  1. aku dilarang membukakan pintu untuknya. walaupun sebenarnya aku ingin.
    aku tidak bisa membukakan pintu untuknya. walaupun sebenarnya aku bisa.

    hmm.. ga ada maksud pengaruhin kamu. hanya sekedar kasih masukan.
    jangan salah langkah ya. :)

    ReplyDelete

jauh

duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...