malam
ini
aku
berbincang
dengan
purnama
tentang
risau
yang
enggan
pergi
sejak
sebuah
ingatan
kembali
datang
setelah
empat
tahun
diam
tersimpan
dan
terpendam.
Saturday, July 27, 2019
begitu saja
langkah kita bermula pada tawatawa tak sengaja dan kegelisahan soal masa lalu yang membutakan insting masingmasing.
tapi jiwa kita kerap berkata lain.
tak perlu melihat untuk merasakan,
tak perlu mengejar jika jalannya sudah sama benar.
tak perlu ada kegembiraan perayaan untuk jatuh cinta.
jatuh cinta seharusnya begitu saja.
---
words by Marina Mayangsari.
a friend, and my all time favorite writer.
taken from her post on Instagram Story.
tapi jiwa kita kerap berkata lain.
tak perlu melihat untuk merasakan,
tak perlu mengejar jika jalannya sudah sama benar.
tak perlu ada kegembiraan perayaan untuk jatuh cinta.
jatuh cinta seharusnya begitu saja.
---
words by Marina Mayangsari.
a friend, and my all time favorite writer.
taken from her post on Instagram Story.
tak ingin apaapa
sudah tak ingin apaapa
cukup hanya dengan merasakan rasa
sudah tak ingin apapun jua
cukup hanya saat ini, tanpa "seandainya"
aku tak lagi ingin apaapa
cukup hanya menyimpanmu dalam palung hati terdalam, dan meniadakan "bagaimana jika"
bagaimana mungkin aku masih menginginkan apapa?
jika syukur adalah yang selalu terucap setiap merasakan kau ada
aku tak lagi ingin apaapa
kita pernah menari bersama, pada sepanjang malam yang diiringi alunan yang mengantar kita melebur bersama semesta raya. adakah yang lebih indah darinya?
maka
aku benarbenar tak lagi ingin apaapa
cukup hanya dengan merasamu.
nyata.
yogyakarta, Juli 2019 XXVI
cukup hanya dengan merasakan rasa
sudah tak ingin apapun jua
cukup hanya saat ini, tanpa "seandainya"
aku tak lagi ingin apaapa
cukup hanya menyimpanmu dalam palung hati terdalam, dan meniadakan "bagaimana jika"
bagaimana mungkin aku masih menginginkan apapa?
jika syukur adalah yang selalu terucap setiap merasakan kau ada
aku tak lagi ingin apaapa
kita pernah menari bersama, pada sepanjang malam yang diiringi alunan yang mengantar kita melebur bersama semesta raya. adakah yang lebih indah darinya?
maka
aku benarbenar tak lagi ingin apaapa
cukup hanya dengan merasamu.
nyata.
yogyakarta, Juli 2019 XXVI
Sunday, July 14, 2019
Wednesday, June 19, 2019
Strawberry Moon
tentang rindu.
yang membulat menjadi satu.
seperti purnama merah rasa strawberry di malam itu.
tubuh menahan gigil, menunggumu.
membawakan bunga kering yang kamu temukan di perjalananmu menuju pelukanku.
lalu merebah kita di padang rumput basah, tapi kita tak peduli.
tangan saling genggam dan kita berbincang hingga pagi.
hingga bulan pulang, tergantikan matahari, lalu pagi.
sepersekian detik pertemuan pun akan memecah bongkahan rinduku,
yang lama kusimpan untukmu.
Yogyakarta, 17.06.2019
yang membulat menjadi satu.
seperti purnama merah rasa strawberry di malam itu.
tubuh menahan gigil, menunggumu.
membawakan bunga kering yang kamu temukan di perjalananmu menuju pelukanku.
lalu merebah kita di padang rumput basah, tapi kita tak peduli.
tangan saling genggam dan kita berbincang hingga pagi.
hingga bulan pulang, tergantikan matahari, lalu pagi.
sepersekian detik pertemuan pun akan memecah bongkahan rinduku,
yang lama kusimpan untukmu.
Yogyakarta, 17.06.2019
aku menyerah
aku menyerah pada keangkuhanmu
mengubah semua warna menjadi abu-abu sedangkan kamu terlihat seperti biru
aku menyerah pada kekerasan hatimu
melihat semua di sekitar dengan mata yang memicing dan segala kebenaran ada pada dirimu
aku menyerah pada takdir yang pernah mempertemukan kita dulu
takdir palsu. karena semuanya semu. pelukan, kecupan dan persenggamaan itu.
suatu saat, aku akan menyerah dengan segalamu
sebab aku bukan batu karang yang bertahan ratusan tahun meski diterjang gelombang besar seperti karang di pantai kita malam itu.
mengubah semua warna menjadi abu-abu sedangkan kamu terlihat seperti biru
aku menyerah pada kekerasan hatimu
melihat semua di sekitar dengan mata yang memicing dan segala kebenaran ada pada dirimu
aku menyerah pada takdir yang pernah mempertemukan kita dulu
takdir palsu. karena semuanya semu. pelukan, kecupan dan persenggamaan itu.
suatu saat, aku akan menyerah dengan segalamu
sebab aku bukan batu karang yang bertahan ratusan tahun meski diterjang gelombang besar seperti karang di pantai kita malam itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)
jauh
duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...
-
malam ini aku berbincang dengan purnama tentang risau yang enggan pergi sejak sebuah ingatan kembali datang setelah empat ...