Friday, June 29, 2012
setelah mata terbuka
Thursday, June 28, 2012
terserah kamu hendak membunuh dengan cara apa. saya punya nyawa sembilan.
Saya sudah bersiap lebih matang, bahkan mengalahi tentara yang akan maju ke medan perang. Karna saya tau, rasa sakit ini lebih mematikan. Meski saya tidak mengenakan baju baja, paling tidak saya punya nyawa sembilan ketika kamu menembaki saya tepat pada bagian dada. Dan memang saya belum pernah berlatih di sekolah marinir tentang bagaimana cara mempertahankan diri dalam serangan amunisi. Tapi percayalah saya punya nyawa sembilan ketika kamu membombardir hidup saya dengan cinta yang berdarah darah. Dan gas beracun yang tiap kali musti saya hirup, juga hunusan pedang, atau kamu menjatuhkan saya begitu saja setelah kamu membawa saya ke pada ketinggian seribu juta kaki saya melangkah menyeret tabah. Terserah kamu mau membunuh saya dengan cara apa. Saya punya nyawa sembilan. Karna setiap hari saya sudah berlatih mati. Sendiri.
Tuesday, June 26, 2012
benang-benang tak kasat mata
Saturday, June 23, 2012
Sebenarnya, Purnamaku, seharusnya cintamu saja cukup untukku.
tapi coba lihat ke dalam aku yang bersikeras menjadi setegar karang ditempur ombak dikikis masa, masih saja merasa memilikimu.
ah,
masih saja aku dikuasai rasa memiliki padahal kamu hanya milik dirimu sendiri seperti halnya aku hanya milik diriku sendiri padahal ribuan kali sudah kita membicarakan hal ini.
masih saja aku diperbudak rasa cemburucemburu itu padahal aku tau kamu tidak memberikan cinta padanya seperti kamu memberikan cintamu padaku.
sayang, masihkah aku pantas berada di sampingmu setelah rasarasa itu masih dan massih saja menghampiri dan menguasai pikiranku?
usir mereka, sayang, rasarasa itu. aku tidak lagi mau mereka menghantuiku. aku tidak lagi mau mereka menghantui kita. karena sekarang KITA, bukan lagi AKU atau KAMU.
sebelum mereka menggerogoti percayaku padamu, melunturkannya.
sebelum mereka menggerogoti cinta yang kubangun megah untukmu, meruntuhkannya.
karena mereka memaksaku menjadi debu yang tidak tersapu di belakang pintu kamarmu yang menyimpan kenangan cemburu itu.
karena mereka memaksaku mencoba menjadi bangkai kecoa yang terjengakang dan tidak lagi bisa membalikkan tubuhnya kemudian merontaronta mengejangejang hingga mati di selasela lemarimu.
Sebenarnya, Purnamaku, seharusnya cintamu saja cukup untukku.
ketika serapah mengalah pada marah
jauh
duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...
-
malam ini aku berbincang dengan purnama tentang risau yang enggan pergi sejak sebuah ingatan kembali datang setelah empat ...
-
hari kesatu seorang lelaki duduk di puncak bukit kala senja. sore itu mendung, jadi senja yang biasanya jingga dan ungu menjadi kelabu. ...