Monday, May 18, 2009

menghitung bintang

Lagi-lagi kamu menghitung bintang. Rutinitas yang kamu jalani tiap malam. Duduk di bawah cahaya bulan yang temaram, menunjuk-nunjuk. Bintang yang ini. Bintang yang itu. Lalu mulai kamu hitung. Sampai suatu hari kamu mengajukan pertanyaan, mengapa langit harus mendung? Aku jadi tak bisa menghitung bintang malam ini, ujarmu. Atau kadang kamu berujar akan ketidakberadaan bulan yang biasa menemani malammu. Bila malammu mendung, dan kamu tidak bisa menghitung bintang lagi, kamu boleh menghitung rasi bintang di dahiku.


Jakarta,18.05.09

No comments:

Post a Comment

jauh

duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...