Wednesday, April 22, 2009

perferct last night? no.


dua jiwa dan raga bersatu.
menyatu, berpadu, beradu.
hangatnya deru nafas semakin membuat malam ini menjadi
malam terakhir yang sempurna.

ketika kamu memelukku dengan erat dan sangat hangat
dan seolah kata-kata yang lancar terurai dari bibir hangatmu adalah
aku tak ingin pergi dari sini, aku ingin sampai mati begini.

ketika tanganku dan tanganmu berpautan dengan sangat erat dan hangat
dan seolah dua tangan yang saling menggenggam itu memiliki arti
jangan lepaskan genggaman ini, aku ingin sampai mati begini.

ketika dua pasang kaki berpijak pada sebuah batu besar yang kokoh
dan seolah kaki-kaki yang menapak ini mengandung sebuah makna
kita berdua harus selamanya di sini, aku ingin sampai mati begini

dan ketika aku menatap pada sesuatu yang nyata, yang kasat mata,
sepasang jiwa dan raga yang berdekapan itu
dua pasang tangan yang saling menggenggam itu
dan dua pasang kaki yang berpijak pada batu yang kokoh itu
ternyata kulihat sedang berjalan sendiri-sendiri
yang satu menuju sebuah rumah yang sedang mulai terisi
dengan sendirinya,
yang satu mengikuti dari belakang, dan ketika tengah dekat,
dia hanya diam, dari balik pohon kenangan,
dan terus menatap jiwa yang satunya dari kejauhan.

No comments:

Post a Comment

jauh

duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...