Monday, November 12, 2012

On Melancho-Frea





Frea. rindu-rindunya sudah tak bisa terkata-kata.
Menelanjanginya seperti langit menelanjangi purnama yang baru dimulai malam ini.
Frea dan semangat patahnya sebab kini ia adalah lajang yang jalang.
Bujangan-bujangan bajingan melayangkan tamparan ke wajahnya, menyayat kulit mukanya agar orang-orang tak ingin menatapnya, atau bahkan muntah ketika melihatnya.


Tentang pagi yang Frea hirup bersama langkah kaki hari ini.
Jonsi menemaninya meditasi setelah semalaman Anamnesis menemani hingga terlelap menuju alam mimpi.
Melepas alas kaki dan menjejaki rumput basah yang disetubuhi embun pagi.
Ugoran Prasad yang pernah membuatnya mati berdiri sudah tidak bisa membakarnya seperti dulu lagi.
Maka Frea meminta hangat kepada matahari yang mulai meninggi perlahan dengan sangat hati-hati.
Kebangkitan harus kembali dia jelang sebab sudah dua ratus tahun api semangat yang dikobarkan dalam sekejap dipadamkan.
Kekuatan itu sehebat angin kencang yang disertai hujan dan petir menggelegar.
Frea takkan pernah lagi bisa berlari meskipun makian-makian mereka tak sepenuhnya melumpuhkan kekuatannya untuk berdiri.
Ia  hanya tak ingin lagi berlari. Itu saja.

Lama Gyurme meminta Frea untuk memejamkan mata dan merasakan semua energi.
Sebab Frea sudah tak bisa berkata lagi.
Untung saja kepala tidak mungkin bisa pecah sendiri.

Tentang Frea…
Ketika kesalahan menjadi takdirnya dan takdir merampas hidupnya.
Frea menyalahkan mata dan ketakutannya.
Frea menyalahkan telinganya sebab ia tak bisa mendengar lumpur-lumpur bersuara.

Avalokiteśvara menyelamatkan Frea dengan tangan-tangannya.
Perlahan mengajak Frea berdiri, menyembuhkannya.
Frea mengikutinya terbang meskipun heran bagaimana mungkin dia bisa berdiri tanpa memijak bumi.
Bumi dan duniawi.

Dalam gulita, Frea meminta terang pada Amon Ra.
Cahaya kecil akhirnya membuatnya mengerti tentang rasa yang tak bisa lagi tersusun menjadi bahasa.
Sebab tak semua rasa dapat terselesaikan walau hanya sebatas makna.


Sometimes, some words are worth unspoken, and some feelings are worth hidden…

Hari ini berubah menjadi hologram.

Frea berangkat sekarang.
Melanjutkan terbangnya mengikuti Avalokiteśvara.
Pada bibirnya tersirat bayangan senyum, sekelumit sisa kehidupan dalam tubuhnya yang merapuh…

Tak ada yang perlu dipersalahkan.
Termasuk dirimu, Frea…

No comments:

Post a Comment

jauh

duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...