Tuesday, November 13, 2012

Frea...


Pada suatu pagi lelaki yang ia cintai menghujaninya dengan tikaman. Dengan segala kemampuan ia berusaha untuk berjalan pulang. nyeri di kepala membuat langkahnya makin terhuyung. Orang-orang mengira ia sedang mabuk. Tak ada yang menolongnya.

Frea, sedang berusaha bertahan.


Ia tersesat di hutan. Jatuh, terkapar saat berusaha menembus semak belukar. Peri-peri hutan bermunculan. Terheran melihat perempuan itu meringkuk, matanya terbuka, nanar. Tatapannya kosong. Air mata menetes dari sudut matanya.


Frea, mati rasa.


Salah satu dari mereka membenarkan posisi tidurnya. Membersihkan wajah dan badannya dari luka. Matanya tetap terbuka. Air masih mengalir dari sudutnya.


Frea, tak lagi tau apa itu cinta.


Mereka merawatnya. Hingga matanya dapat kembali berkedip walau tetap hampa. Tak ada yang berani bertanya.


Frea, tak ingin bicara.


Rintik hujan datang. Ia terbangunkan. Berusaha menopang badannya dan berdiri. Deras. Rintiknya makin keras. Tangisnya tersamarkan.


Frea, hujan akan menghapus semua.


Sebenarnya, ia lebih kuat daripada yang pernah ia kira.

No comments:

Post a Comment

jauh

duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...