Thursday, June 28, 2012

terserah kamu hendak membunuh dengan cara apa. saya punya nyawa sembilan.



April 2009. seorang sahabat mencoba menginterpretasikan tentang saya.
saya yang berdiri mati-matian atas nama cinta yang dipersembahkan kepada seseorang. 
ketika saya menjadi kecanduan rasa kesakitan. 



terserah kamu hendak membunuh dengan cara apa. saya punya nyawa sembilan. - Isnielma 


Dedicated For Disorder Sufferer: Sahabat Yang Pernah Hampir Terbunuh Hal Itu

Saya sudah bersiap lebih matang, bahkan mengalahi tentara yang akan maju ke medan perang. Karna saya tau, rasa sakit ini lebih mematikan. Meski saya tidak mengenakan baju baja, paling tidak saya punya nyawa sembilan ketika kamu menembaki saya tepat pada bagian dada. Dan memang saya belum pernah berlatih di sekolah marinir tentang bagaimana cara mempertahankan diri dalam serangan amunisi. Tapi percayalah saya punya nyawa sembilan ketika kamu membombardir hidup saya dengan cinta yang berdarah darah. Dan gas beracun yang tiap kali musti saya hirup, juga hunusan pedang, atau kamu menjatuhkan saya begitu saja setelah kamu membawa saya ke pada ketinggian seribu juta kaki saya melangkah menyeret tabah. Terserah kamu mau membunuh saya dengan cara apa. Saya punya nyawa sembilan. Karna setiap hari saya sudah berlatih mati. Sendiri.



----
sahabat saya itu kini sedang berjuang sendirian meyakinkan dunia atas pilihannya. hampir empat tahun kami tidak berjumpa. semangatnya yang getir masih tersimpan dengan baik di dalam saya. 
dia adalah orang pertama yang mengajak saya untuk mencintai Purnama. padahal waktu itu saya sedang tergila-gila dengan Matahari dan tamparan sinarnya. 
saya merindukannya, dan cerita-cerita yang dia lantunkan ketika kami bersama-sama duduk di bawah langit hitam dan menatap gugusan bintang. 

semoga dia benar-benar sudah menjadi setegar batu karang, sekarang.

No comments:

Post a Comment

jauh

duduk diam memandangimu yang berada di luar jarak pandang merekam lamunmu yang tak dapat kubaca, dan diammu yang tak dapat kuterka. seny...